Hai manusia,
bertakwalah kepada Tuhanmu
dan takutilah suatu hari yang (pada hari itu)
seorang bapak tidak dapat menolong anaknya
dan seorang anak tidak dapat (pula) menolong bapaknya sedikitpun.
Sesungguhnya janji Allah adalah benar,
Maka janganlah sekali-kali
kehidupan dunia memperdayakan kamu,
dan jangan (pula) penipu (syaitan)
memperdayakan kamu
dalam (mentaati) Allah.
QS. Luqman: 33
Allah swt berfirman tentang kaum yang tenggelam dalam angan-angan yang panjang, sementara amal perbuatan mereka buruk serta lalai dari mengingat Tuhan mereka.
Biarkanlah mereka (di dunia ini)
makan dan bersenang-senang
dan dilalaikan
oleh angan-angan (kosong),
Maka kelak
mereka akan
mengetahui (akibat perbuatan mereka).
QS. Al-Hijr: 2-3.
Andaikata ibadah-ibadah itu telah engkau laksanakan dengan sungguh-sugguh,
mengapa masih terhias dalam hari-harimu kecintaan kepada dunia melebihi kecintaan kepadaNya?
Sedangkan tidak mungkin sebuah benih menumbuhkan benih lain.
Ibadah menumbuhkan benih kecintaan kepada Allah.
Lantas, benih apa yang engkau tanam dalam ibadahmu sehingga justru dunia yang tumbuh menguasai hatimu?
Ibnu Taimiyah berkata,
“ jika engkau mendapat suatu amaliah
yang tidak mendatangkan
ketenangan
didalam hatimu
dan
kelapangan bagi dadamu
maka hendaklah engkau
mewaspadainya,
sebab Allah Ta’ala adalah Tuhan Yang Maha Bersyukur,
yaitu
Dia pasti memberikan balasan
bagi amal hambaNya
yang telah dikerjakannya didunia
dengan memberikan
rasa lezat
didalam hatinya,
kekuatan
dan
kelapangan
serta kesenangan.
Jika dia tidak mendapat hal tersebut
berarti amal itu telah bercampur
dengan sesuatu
yang lain”.