Dulu...
Karena doaku... kudapatkan sebatang lilin itu dan kuberikan padamu
Lalu kaunyalalakan dengan satu senyuman dan kau taruh selalu dalam genggamanmu.
Dalam gelapmu pun aku dapat melihatmu tertawa
Entah sampai kapan...
Entah sampai kapan...
Begitu dekatnya kau memandangnya
seakan tak takut rambut panjangmu terbakar
Dalam redup pun aku mampu menghitungi tetesan airmatamu
Entah sampai kapan...
Entah sampai kapan...
Puuffh....
Kau coba tiup dan kau telah matikan lilin itu
Kau memilih untuk sendiri dalam gelapmu
Entah sampai kapan...
Entah sampai kapan...
Kini...
Lilin itu terdiam...tinggal separuh tubuhnya berdiri
Tak adalagi lambaian tanganmu disela nyalanya
Tak nampak lagi senyummu diantara jeda kedipan mataku.
Entah sampai kapan...
Entah sampai kapan... aku.